Eps. 4 Kampung Halaman

Fajar mulai malu malu menampakkan cahya nya,  embun pagi dan kabut masih menyelimuti sebuah kampung kecil. 

Nampak pasukan pemuda sudah berbaris rapi dengan salah seorang pendekar muda. 

Satu per satu jurus jurus mereka peragakan dengan sangat kompak dan seirama.

Nampak dari kejauhan dua orang berjalan tertatih tatih. 

"siapa itu?  Sepertinya aku mengenali mereka?"

"kaeshill?  Apa yang telah terjadi denganmu? 
"siapa dia? "
Tanya sang pendekar muda kepada sang panglima. 

Yaa...  Bukannya menolong mereka terlebih dahulu malah ia langsung menginterogasi panglima. 

"sudahlah tolong kami dulu..  Nanti akan ku jelaskan semuanya.  Mana kakek bonar"

Tanpa sepatah kata ia langsung berlari dan memanggil "ayahandaa?.....  Tuan kaeshill datang, mereka seperti kelelahan"

Akhirnya mereka dibawa ke rumah tetua desa di sana.

Mereka langsung di obati dan di berikan tempat istirahat. 

Sementara pendekar muda itu melanjutkan aktivitasnya bersama pasukan pemuda desa. 

Di desa ini hanya terdapat beberapa rumah saja.  Dan masih ditutupi hutan dan pohon pohon. 
Sehingga masih jarang yang mengetahui tempat tersebut. 

"Tuan kaeshill dan tuan putri beristirahatlah terlebih dahulu.  Anggap saja ini rumah sendiri"

"terimakasih kakek"

...

Malam pun tiba, sunyi mencekam adalah hal biasa di sana,  yang terdengar hanya suara suara jangkrik atau katak di sungai. 

Hanya di temani lentera kecil yang redup sebagai penerangan yang tak menerangi apapun. 

Begitulah suasana yang ada di kampung tersebut. 

Tak sampai larut malam pun mereka sudah tak ada yang beraktivitas. Sehingga nampak sekali kesunyiannya. 

Sesekali terdengar suara burung hantu yang hinggap di bebatangan pohon. 

Sehingga tak terasa hari sudah menjelang pagi lagi. 

Sementara tuan putri masih terlelap,  panglima kaeshill keluar untuk melihat sekeliling kampung tersebut. 

Nampak pendekar muda yang kemarin sedang melakukan gerakan gerakan silat yang indah. 

Kaeshill memperhatikan segala yang di gerakkannya

Tendangan, tinjuan, hingga loncat dan terbang ia peragakan. 

Sambil memgumpulkan tenaga dalam dan fokus. Ia mengincar sebuah kendi yang ia siapkan tak begitu jauh dari hadapannya. 

Dengan tinjuan jarak jauh ia meledakkan kendi itu berkeping keping

Duaaarrrr...  Bummmm

Di sambut oleh beberapa tepuk tangan dari pemuda pemuda di sekitarnya. 

"hebat..  Hebat..  Kau memang hebat anakku" kata tetua bonar kepada anaknya. 

Sekarang mari kita lanjutkan latihan berikutnya..... 


Bersambung................... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat : Kota Ketapang, Kalimantan Barat

Puisi Terakhirku...