Cerita Sekolah
Namanya Rindy, salah satu teman satu kelasku. Wajahnya putih, badannya tidak terlalu tinggi, bahkan bisa dibilang pendekπ ,badannya sedikit berisi namun bukan gemuk, nampak tangannya yang kurus, rambutnya kini ku tahu lurus bergelombang, karna ia selalu menutupnya dengan kerudung. Ia selalu bersama dengan seorang temannya.
Hanna, salah satu teman yang masih kerabat dengannya, ku tak tahu dari jalur mana mereka berkerabat, mungkin tak begitu penting juga, aku tak perduli. Mereka sama sama putih, namun tinggi Hanna sedikit di atas Rindy.
Awal mulanya, kita bertemu dan berkumpul karna kami satu kelas, saat itu sedang Masa Orientasi Siswa (MOS). Tak ada yang spesial, tak ada perkenalan, bahkan tak ada daya tarik tersendiri diriku terhadapnya.
Biasa saja, bahkan saat aku memandangnya, terlihat abstrak, wajah wajah baru ku kenal, bahkan dirinya tak pandai berdandan, yang kulihat hanya bedaknya yang putih, mungkin itu bedak bayi.
Tanpa perkenalan secara langsung, kutahu namanya Rindy, yaa... Cukup terngiang ngiang olehku.
Hingga hari demi hari, aku mulai tertarik padanya, aku juga tak menyadari awalnya bagaimana.
Karna hal itu aku tak percaya namanya "Cinta pada pandangan pertama". Menurutku mustahil.
Bahkan tak cukup segala kekuatanku hanya untuk sekedar mengobrol dengannya.
Aku cuma pria biasa, bahkan untuk standard, aku masih di bawah, penampilanku yang acak acakan lugu dan cuek membuat aku tak berarti apa apa di kelas.
Aku memiliki 3 sahabat yang pernah 1 sekolah saat Sekolah Dasar. Kami selalu berempat kemana mana.
Rindy sangat pendiam, begitu juga aku, hingga beberapa bulan kita bahkan tak ada obrolan berarti.
Suatu hari, ia merubah penampilannya, dengan kebiasaannya menggunakan kerudung segi 4 yang kaku, sungguh mengganggu penampilannya, kini ia menggunakan kerudung biasa.
Ohhh.... Aku sangat terpesona, bagaikan dimabuk kepayang, saat itu aku benar benar langsung jatuh cinta padanya, rasa yang sebelumya tak pernah ku rasakan, kini aku merasakan, indahnya jatuh cinta.
"Rin? " sapaku lembut menyapanya
"dalem" jawabnya dengan halus, uhhhh... Aku tak berdaya, jantungku dag dig dug berdetak tak menentu.
Kami cuma berpapasan, tak ada obrolan apapun.
Ia tinggal di asrama, setelah beberapa bulan pulang pergi ke sekolah dengan jarak tempuh yang lumayan.
Aku harus menunggu hingga libur semester sampai aku bisa berkirim pesan singkat (SMS). Karna di asrama tak boleh membawa HP.
Karna suatu hal, aku sakit dan tak berangkat ke sekolah kurang lebih selama 1 minggu lamanya. Aku merindukannya. π
Saat aku kembali berangkat ke sekolah, aku berharap bisa mengobrol lebih dengannya.
Pagi pagi sekali aku berangkat ke sekolah, belum satupun murid yang berangkat ke sekolah.
Aku duduk di salah salu bangku di dalam kelas.
Tiba tiba ia masuk kedalam kelas untuk menaruh buku dan tas.
Tak ku sangka ia menyapaku dahulu.
"Sudah sembuh? "
Hatiku kacau balau tak karuan, perasaan apa ini.
Ku jawab "Udah Rin" . Jeda beberapa detik baru ku lanjut "alhamdulillah".
Begitu kejamnya ia cuma berlalu.
Ku kira akan ada obrolan lebih lanjut.
"rin... Aku mencintaimu aku suka padamu maukah kau menerima bahwa aku mencintaimu" hatiku terus menjerit jerit tak bisa menungkapkan isi yang terpendam.
Hingga tiba saat libur semester tiba.....
........ ....... ......
πΉπΉπΉπΉπ΄π΄π΄
π·...π·...π·
π»π».... <3π»π»
Komentar
Posting Komentar